Fakta Atau Mitos Stress Bisa Memicu Kerontokan Rambut ? Ini Jawabannya

Rambut rontok adalah masalah umum pada rambut yang sering kali dialami oleh perempuan ataupun para pria. Dan jika sudah begini biasanya kita akan merasa khawatir melihat rambut yang semakin menipis dari hari – kehari. Ketika menyisir dan keramas menjadi sedikit menakutkan karena melihat rambut yang rontok semakin banyak.

Rambut sebetulnya memiliki daur hidup, dan mengalami kerontokan secara alami. Proses rambut ini bisa dibagi dalam tiga tahap, yaitu yang pertama tahap anagen atau tahap pertumbuhan. Pada tahap ini rambut akan tumbuh secara normal dan akan semakin panjang. Berikutnya, tahap telogen atau fase istirahat. Pada tahap ini rambut berhenti bertumbuh selama 2 – 4 bulan. Lalu tahap yang terakhir adalah catagen atau fase rontok, dimana rambut yang berhenti tumbuh akan merontokan diri. Normalnya rambut yang rontok ini berkisar antara 40 – 100 helai.

Jika rambut yang rontok tersebut semakin banyak sehingga membuat rambut kita semakin menipis, maka disitulah kita bisa menyimpulkan terkena kerontokan.

Dampak psikologis yang ditimbulkan dari rambut rontok ini terkadang membuat kita semakin stress. Merasa tidak menarik lagi dan khawatir dengan pandangan orang – orang terhadap kita. Padahal ketika mengalami kerontokan, sebisa mungkin kita harus menghindari stress. Karena stress justru seringkali bisa memicu kerontokan rambut semakin parah lagi. Kondisi ini akan membuat jumlah rambut rontok akan lebih banyak daripada rambut yang tumbuh. Kerontokan akibat stress ini biasanya baru terlihat setelah tiga bulan, karena pad adasarnya stress mengganggu fase tumbuh rambut normal.

Perawatan rambut rontok bisa dimulai dengan mengatur mood dan jangan stress. Jika kita merasa bosan dan mengarah pada stress, sebisa mungkin lakukanlah kegiatan yang menyenangkan. Entah itu berlibur atau pergi nonton bersama orang – orang tersayang.  Me time dengan menyenangkan diri sendiri juga tidak ada salahnya dicoba.

Selain masalah psikologis, kerontokan bisa juga terjadi akibat dari penanganan rambut yang tidak tepat. Seperti pencatokan rambut, pewarnaan rambut, mengikat rambut terlalu kuat, atau ketidak cocokan terhadap shampo yang dipakai. Untuk itu hindari perlakuan bahan kimia dan panas pada rambut. Kenali shampo yang cocok dan jangan berganti – ganti shampo sembarangan.