Burnout bisa memicu Halusinasi dan Penyakit Mental Lainnya

Saat ini kita hidup di era yang serba cepat dan penuh tekanan. Kita sibuk dengan rutinitas yang padat dan waktu habis untuk bekerja sepanjang hari. Kondisi ini terkadang membuat kita lupa untuk beristirahat, hingga saat itulah burnout bisa terjadi.

Burnout adalah kelelahan yang disebabkan oleh perasaan tertekan yang terus-menerus. Ini terjadi akibat dari akumulasi dari stres emosional, fisik, dan mental yang berlebihan dan berkepanjangan. Ini bisa diakibatkan oleh tuntutan kerja, kondisi keluarga maupun keuangan. Kita terkuras secara emosional, dan tidak tahan lagi pada tuntutan hidup yang seperti tidak ada henti-hentinya.

Kondisi kelelahan ini dapat memengaruhi kesehatan fisik dan mental jika kita tidak dicegah dan diobati. Burnout membuat kita tidak produktif. Ini mengurangi energi, membuat kita merasa putus asa, apatis, dan kesal. Efek dari burnout dapat mempengaruhi keluarga, pekerjaan, dan kehidupan sosial kita. Selain itu, kelelahan jangka panjang juga dapat membuat kita lebih rentan terhadap penyakit.

Burnout memicu kesehatan mental

Stres dapat memperburuk gejala gangguan psikotik, mood, kecemasan, dan trauma. Dan ketika gangguan ini berada pada tingkat yang parah maka resiko psikosis meningkat. Jadi, di satu sisi, stres secara tidak langsung dapat menyebabkan gangguan halusinasi.

Jika kita merasa lelah sepanjang waktu karena burnout ini akan membuat kita tidak dapat beristirahat dengan baik, tidak bisa tidur nyenyak, yang memperparah kondisi kelelahan semakin buruk. Begitu kurang tidur muncul, ini akan membuat hari tidak mudah untuk dijalani. Hingga efek samping yang lebih serius seperti halusinasi, kesulitan mengingat, dan rasa sakit secara fisik. Jika dibiarkan berlanjut, risiko kesehatan jangka panjang dapat dialami. Halusinasi bisa menjadi gejala penyakit mental, seperti skizofrenia dan juga gangguan bipolar.

burnout

Apa itu Psikosis? perbedaan halusinasi dan delusi

Psikosis adalah suatu sindrom atau kumpulan gejala yang membuat kita terputus dari realitas kenyataan. Gejala utama psikosis adalah halusinasi dan delusi. Halusinasi adalah sensasi yang tidak nyata, seperti mendengar suara atau suara yang tidak nyata. Mendengar suara adalah halusinasi yang umum, tetapi halusinasi dapat dialami oleh semua indra seperti pendengaran, penglihatan, penciuman, pengecapan, atau sentuhan.

Sementara delusi atau waham adalah keyakinan kuat pada hal yang tidak mungkin benar. Contohnya seperti keyakinan bahwa seseorang mengikuti atau memantau kita, atau keyakinan bahwa kita memiliki kekuatan atau kemampuan yang luar biasa. Gejala psikosis lainnya termasuk kesulitan berkonsentrasi, menyelesaikan tugas, atau membuat keputusan. Pikiran mungkin terasa ‘campur aduk‘ atau bingung. Beberapa orang mengalami kesulitan mengikuti percakapan atau berbicara dengan jelas. Psikosis bahkan dapat memengaruhi cara orang bergerak atau mengekspresikan emosinya.

Penyebab Psikosis

Skizofrenia adalah penyakit mental yang menyebabkan psikosis, tetapi skizofrenia juga memiliki gejala lain. Dan itu bukan satu-satunya penyebab psikosis. Dalam beberapa kasus, penyakit mental lain menyebabkan psikosis, termasuk depresi, gangguan bipolar, demensia, dan gangguan kepribadian. Psikosis dapat muncul selama masa stres yang ekstrim, kurang tidur, atau trauma. Orang yang menggunakan atau menghindari dari obat tertentu juga sangat mungkin mengalami psikosis. Psikosis juga dapat disebabkan oleh cedera otak, masalah neurologis, atau masalah kesehatan lainnya.

Psikosis dan skizofrenia dapat diobati, jadi jangan takut yang terpenting adalah mencari pengobatan sesegera mungkin. Datangilah psiakiater untuk mulai berkonsultasi agar mendapatkan solusi yang terbaik.